BAHAYA BID’AH, TAHAYUL DAN KHURAFAT
Sebagai pembuka mari kita
pelajari firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى
اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا (٥٩)
59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisaa, 59)
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ
عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا
يَخْرُصُونَ (١١٦)
116. dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)[500]. (QS. Al An’aam, 116)
[500]
Mereka berdusta terhadap Allah Seperti menghalalkan memakan apa-apa yang telah
diharamkan Allah dan mengharamkan apa-apa yang telah Dihalalkan Allah,
menyatakan bahwa Allah mempunyai anak, juga melakukan suatu ibadah dengan
harapan pahala padahal Rasulullah tidak mengajarkannya
Abu Dzar Al Ghifari
Berkata : “Tidak ada yang diabaikan oleh Nabi SAW, sampai burung yang
mengepakkan sayapnya di langit, beliau telah mengajarkan kepada kami tentang
ilmunya”.
Dalam hal ini Rasulullah telah menepati sifat tabligh, yaitu menyampaikan ilmu dari Allah. Salman Al Farisy Berkata (ketika ditanya apakah Nabi telah mengajarkan cara berhajat) : “Ya, beliau telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat dan melarang kami membersihkan hajat dengan kurang dari tiga batu atau dengan tangan kanan atau dengan kotoran kering atau dengan tulang”
Dalam hal ini Rasulullah telah menepati sifat tabligh, yaitu menyampaikan ilmu dari Allah. Salman Al Farisy Berkata (ketika ditanya apakah Nabi telah mengajarkan cara berhajat) : “Ya, beliau telah melarang kami menghadap kiblat ketika buang hajat dan melarang kami membersihkan hajat dengan kurang dari tiga batu atau dengan tangan kanan atau dengan kotoran kering atau dengan tulang”
Dari hal tersebut dapat
dilihat bahwa Islam melaui Rasulullah telah memberi petunjuk, membimbing dan
mengatur umatnya dari hal yang besar (tauhid) sampai hal yang kecil (kebutuhan
pribadi), sehingga merupakan ajaran yang lengkap. Dengan menambah (mengada-ada)
ibadah berarti menganggap Islam atau ajaran Rasulullah kurang lengkap.
PENGERTIAN BID’AH
Menurut bahasa : sesuatu
yang baru (diada-adakan). Menurut
istilah : sesuatu yang diada-adakan di dalam masalah agama yang
menyelisihi apa yang ditempuh Nabi SAW dan para sahabatnya, baik berupa aqidah
maupun amal. (Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin).
Macam-macam Bid’ah:
1.
Bid’ah Qouliyah I’tiqodiyah : bid’ah yang bersifat pemikiran dan akidah.
Contoh : Pernyataan bahwa Ali bin Abu Thalib lebih utama dari Nabi Muhammad
SAW.
2.
Bid’ah fil’Ibaadah :
a.
Bid’ah fie ushulil’ibadah (menyebut ibadah yang tidak ada dasar dalam syariat : sholat/puasa
tertentu diluar syariat, perayaan-perayaan, dsb).
b.
Bid’ah fie ziaadatil’ibadah (menambahkan sesuatu pada ibadah yang telah disyariatkan : menambah
rakaat sholat, dll).
c.
Bid’ah dalam pelaksanaan ibadah yang disyariatkan sehingga tidak sesuai
dengan anjuran atau sunnah Nabi : dzikir bersama dengan suara keras/merdu; memperketat diri dalam suatu
ibadah sampai keluar dari batas sunnah.
d.
Bid’ah dengan mengkhususkaan waktu tertentu dalam melaksanakan ibadah yang
disyariatkan : puasa dan
tahajjud nifsu sya’ban.
Prinsip dalam ibadah
adalah : Semua ibadah itu dilarang, kecuali dalil yang memerintahkan (dari
Allah dan Rasulullah). Prinsip dasar diluar ibadah adalah : segala sesuatu
boleh dilakukan kecuali ada dalil yang melarangnya.
Hadist Nabi yang
diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Abu Dawud : “Suatu ketika para sahabat
bersama Rasulullah, dan beliau memberi peringatan sampai hati kami bergetar dan
meneteskan air mata. Kemudian kami berkata, Ya Rasulullah berikanlah kami
petunjuk. Rasulullah menjawab : Hendaklah kalian itu bertaqwa kepada Allah,
kamu mendengar dan kamu taat. Sesungguhnya seorang hapsi (Abasyiah) karena
tidak taqwa pada Allah, mereka akan didatangi perselisihan / perbedaan yang
besar. Wajib bagi kamu untuk melaksanakan sunnahku dan sunnah
khulafaurrhasyidin yang telah diberi petunjuk. Dan pegangi itu seperti kamu
menggigit dengan gigi geraham. Dan wajib kamu tinggalkan oleh kamu
perkara-perkara yang diada-adakan. Karena tiap tiap bid’ah itu adalah sesat.”
(Ibnu Majjah, juga Abu Dawud dalam lafal yang berbeda).
Hadist riwayat Muslim
(1718), Rasulullah bersabda : Sebaik-baik perkataan adalah firman Allah,
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW, sejelek-jelek perkara
adalah sesuatu yang diada-adakan (bid’ah), dan setiap bid’ah itu adalah sesat.
Bahaya Bid’ah (Aspek
I’tiqody) :
- Tasabuh/menyerupai dengan umat Yahudi dan Nasrani, sudah menjadi kebiasaan Yahudi dan Nasrani untuk menambah ajaran agama.
- Melecehkan kesempurnaan agama Islam yang telah dibawa Nabi Muhammad SAW, karena menganggap ajaran Nabi masih kurang.
- Penentangan terhadap firman Allah dan penyelisihan terhadap hadits-hadits Nabi SAW tentang bid’ah dan perintah untuk menjauhinya.
- Menuduh Nabi SAW menutupi ajaran yang mesti harus disampaikan kepada umatnya.
- Menempatkan diri sederajat dengan Rasul SAW sebagai pembawa risalah / penentu ajaran.
- Menyesatkan diri dan orang lain, karena maksud yang baik dilakukan dengan cara yang salah (dlolalah)
Bahaya Bid’ah (Aspek
Amaliah) :
·
Merusak amalan-amalan syar’i yang telah ditentukan oleh Allah dan RasulNya
·
Tersingkirnya amalan sunnah yang disyariatkan oleh bid’ah yang melembaga
·
Cenderung kepada perbuatan syurik, ghuluw (berlebihan) yang merusak
kemurnian Islam
·
Mengaburkan nilai-nilai ibadah dan ketentuan syariat
·
Amalan bertolak dan berdosa
Bahaya Bid’ah (Aspek
Syi’ar Islam) :
Memudarnya citra Islam sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan
secara holistik, (hablun minallah dan hablun minannas)
Memecahbelah umat Islam, karena bid’ah tidak mungkin selalu sama dan
meluasnya fitnah dalam agama/syirik
Hilangnya perhatian umat terhadap aspek-aspek pokok ajaran (ushul) dan lebih mengedepankan aspek-aspek cabang (furu’)
Hilangnya perhatian umat terhadap aspek-aspek pokok ajaran (ushul) dan lebih mengedepankan aspek-aspek cabang (furu’)
Perbandingan Bid’ah
dengan Sanna Sunnatan Khasanah (Contoh jalan yang baik/Sunni) :
BID’AH
·
Mengadakan ibadah yang baru dalam Islam
·
Dimaksudkan sebagai bentuk ibadah dengan kaifiyat tertentu
·
Kreatifitas untuk menuju kebaikan di luar yang diajarkan Nabi
SANNA SUNNATAN KHASANAH
·
Memberi contoh amal yang baik dalam Islam
Dimaksudkan sebagai cara, sarana dalam melaksanakan perintah
·
Bertumpu pada prinsip ittiba’ Nabi dalam tujuan dan kaifiyat
Prinsip-prinsip
Mutabbah’ah Nabi (mengikuti ajaran Nabi) :
1.
Sebab : alasan
mengerjakannya, hanya diterima jika dilatarbelakangi oleh sesuatu yang
disyariatkan, puasa jelang bangun rumah tidak sah
2.
Jenis : harus sesuai
dengan ketentuan, kuda tidak sah untuk kurban
3.
Kadar/bilangan/takaran : sholat subuh 3 rakaat tidak sah
4.
Kaifiyah/cara : sesuai
dengan ketentuan, wudhu tidak sah jika tidak tertib
5.
Waktu : sesuai dengan
ketentuan, menyembelih kurban pada 1 dzulhijjah tidak sah
6.
Tempat : thowaf di
monas tidak sah
PENGERTIAN KHURAFAT
Mempercayai suatu
benda/tempat/hari/waktu/bacaan/tulisan dan yang sejenisnya mempunyai kekuatan
dan pengaruh yang dapat memberikan manfaat dan atau madharat secara i’tiqody
(keyakinan).
PENGERTIAN TAHAYUL
Mempercayai suatu
kejadian/keadaan/firasat/ramalan tertentu akan menyebabkan terjadinya sesuatu
yang belum diketahui.
BAHAYA KHURAFAT DAN
TAHAYUL
·
Manusia tersandera oleh sesuatu yang tidak ada dasar dan ilmunya
·
Manusia berada dibawah ikatan/pengaruh sesama makhluk yang merendahkan
kedudukannya
·
Membodohkan/menistakan dan cenderung menempuh jalan pintas
·
Menumbuhkan sikap pesimis, fatalistis, primitif, skeptis, ghuluw, egois,
opportunis, takabur, dll.
·
Pintu syirik yang berbahaya dan berdosa
Jadi, bid’ah merusak
agama dan keyakinan terhadap Allah dan Rasulullah. Sedangkan khurafat dan
takhayul merendahkan manusia sebagai makhluk yang tertinggi dihadapan Allah.
Sehingga adanya tauhid adalah untuk membebaskan manusia dari seluruh kenistaan
tersebut, karena semua hanya untuk Allah SWT.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan